Minggu, 04 Desember 2011

Ergonomi


A.     Konsep Dasar Ergonomi
Untuk dapat mempermudah pemahaman terhadap ergonomi, kita dapat menggunakan konsep umum dari cara berfikir yang rasional yang biasa kita gunakan. Mengadopsi istilah (5W + 1H) dapat mempermudah kita berfikir secara sistematis di dalam memahami dan menerapkan ergonomi (Tarwaka, dkk, 2004 : 5).

1.      What is ergonomics?
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang tediri dari dua kata yaitu “ergos” berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum. Jadi secara ringkas ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam system kerja.

2.      Why is ergonomics?
Dari pengalaman menunjukkan bahwa setiap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan, apabila tidak dilakukan secara ergonomi akan mengakibatkan ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat kerja meningkat, performansi menurun yang berakibat pada penurunan efisiensi dan daya kerja.

3.      Where is ergonomics?
Secara umum penerapan ergonomi dapat dilakukan dimana saja, baik dilingkungan rumah, di perjalanan, di lingkungan sosial maupun di lingkungan di tempat kerja.

4.      When is ergonomics applied?
Ergonomi dapat di terapkan dimana saja dan kapan saja sehingga kita dapat merasa sehat, aman da nyaman dalam melakukan aktivitas.

5.       Who must apply ergonomics?
Setiap komponen masyarakat baik masyarakat pekerja maupun masyarakat sosial dalam upaya menciptakan kenyamanan, kesehatan, keselamatan dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.

6.      How is ergonomics applied?
Untuk dapat menerapkan ergonomi secara tepat dan benar, maka kita harus mempelajari dan memahami ergonomi secara detail.

B.     Definisi Ergonomi
Ergonomi atau human Enginering menurut Tarwaka, et, al (2004) merupakan suatu ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyeimbangkan antara alat atau fasilitas kerja, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan dan keterbatasan baik fisik maupun mental manusia, sehingga manusia dapat bekerja secara optimal tanpa pengaruh buruk dari pekerjaannya. Sedangkan menurut Wignyosoebroto, Sritomo (1995) ergonomic adalah suatu pengetahuan yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja, sehingga orang dapat hidup dan bekerja dalam sistem kerja tersebut dengan baik.
Sedangkan studi gerak menurut Sutalaksana, Iftikar  Z, et al (2006) adalah suatu analisa yang dilakukan terhadap gerakan dari bagian badan pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan melakukan analisa gerakan ini diharapkan agar semua gerakan yang dilakukan oleh pekerja akan lebih efektif sehingga dapat menghilangkan gerakan yang tidak diperlukan. Lebih lanjut Sutalaksana, Iftikar Z, et al (1992) menjelaskan bahwa untuk memudahkan suatu analisa gerakan, seorang peneliti terkenal Frank B. Gilbreth telah mengklasifikasikan 17 gerakan dasar yang disebut dengan gerakan therblig.
Dalam perancangan sistem kerja, studi tentang ekonomi gerak perlu dipahami, gerakan yang tidak diperlukan justru akan menimbulkan pemborosan karena waktu kerja menjadi lama dan juga berpotensi menimbul kecelakaan kerja. Berkaitan dengan ini Sutalaksana, Iftikar Z, et al (2006) menjelaskan prinsip-prinsip ekonomi gerak yang dihubungkan dengan tubuh manusia dan gerakannya.



Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala aktivitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka, dkk, 2004 : 6).
Sedangkan menurut Nurmianto (1996 : 1), definisi ergonomi adalah studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anantomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan serta evaluasi dari sebuah produk.

C.    Tujuan Ergonomi
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi menurut Tarwaka, dkk (2004: 7) adalah sebagai berikurt:

1.      Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
2.      Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
3.       Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas hidup yang tinggi.

D.    Konsep Keseimbangan Dalam Ergonomi
Ø  Jika tuntutan tugas > kemampuan kerja => over stress, discomfort, lelah,   cidera,celaka, sakit, produktivitas
Ø  Jika tuntutan tugas < kemampuan kerja => under stress, bosan, lesu, tidak produktif
Ø  Harapannya adalah antara tuntutan tugas = kemampuan tugas => performa optimal

Ergonomi merupakan suatu ilmu, seni dan teknologi yang berupaya untuk menyerasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan segala keterbatasan manusia, sehingga manusia dapat berkarya secara optimal tanpa pengaruh buruk dari pekerjaannya. Dari sudut pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus selalu dalam garis keseimbangan sehingga dicapai performansi kerja yang tinggi.
Dalam kata lain, tuntutan tugas tidak boleh terlalu rendah (underload) dan juga tidak boleh terlalu berlebihan (overload). Karena keduanya, baik underload maupun overload akan menyebabkan stress. Konsep keseimbangan antara kapasitas kerja dengan tuntutan tugas tersebut dapat diilustrasikan pada Gambar 2.1 berikut.













a.      Kemampuan Kerja (Work Capacity)
Ø  Personal Capacity (Karakteristik Pribadi);
meliputi faktor usia, jenis kelamin, antropometri, pendidikan, pengalaman, status sosial, agama dan kepercayaan.
·         Usia / Umur
Umur seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik sampai batas tertentu dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun. Pada umur 50-60 tahun kekuatan otot menurun sebesar 25%, kemampuan sensoris-motoris menurun sebanyak 60%. Selanjutnya kemampuan kerja fisik seseorang yang berumur > 60 tahun tinggal mencapai 50% dari umur orang yang berumur 25 tahun.
·         Jenis Kelamin
Wanita mempunyai kekuatan fisik 2/3 dari kemampuan fisik laki-laki, tetapi dalam hal tertentu wanita lebih teliti dari laki-laki. Selain itu menurut Tarwaka dan Sudiajeng (2004) yang mengutip dari Priatna (1990) menyatakan bahwa seorang wanita lebih tahan terhadap suhu dingin daripada suhu panas. Hal tersebut dikarenakan tubuh seorang wanita mempunyai jaringan dengan daya konduksi yang lebih tinggi terhadap panas bila dibandingkan laki-laki.
·         Antropometri
Menurut Nurmianto (2004) adalah antropometri merupakan kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia, ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Data antropometri sangat penting dalam menentukan alat dan cara mengoperasikannya. Kesesuaian hubungan antropometri pekerja dengan alat yang digunakan sangat berpengaruh pada sikap kerja, tingkat kelelahan, kemampuan kerja dan produktifitas kerja. Data antropometri dapat digunakan untuk mendesain pakaian, tempat kerja, lingkungan kerja, mesin, alat dan sarana kerja serta produk-produk untuk konsumen.


Ø  Physicological Capacity (Kemampuan Psikologi);
Kemampuan kerja fisik adalah suatu kemampuan fungsional seseorang untuk mampu melakukan pekerjaan tertentu yang memerlukan aktifitas otot pada periode waktu tertentu. Menurut Hairy (1989) dan Genaidy (1996) dalam buku Tarwaka dan Sudiajeng (2004), menyatakan bahwa komponen kemampuan kerja fisik dan kesegaran jasmani seseorang ditentukan oleh kekuatan otot, ketahanan otot, dan ketahanan kardiovaskuler.
·         Kekuatan otot
Kekuatan otot merupakan tenaga maksimum yang digunakan oleh suatu grup otot dibawah kondisi yang ditetapkan. Terdapat 2 macam kekuatan otot, yaitu kekuatan otot statis dan dinamis. Kekuatan otot statis tidak termasuk beberapa gerakan selama pengerahan fisik. Sedangkan kekuatan otot dinamis memerlukan pengerahan selama proses gerakan.
·         Ketahanan otot
Ketahanan otot merupakan kemampuan spesifik grup otot untuk terus dapat melakukan pekerjaan sampai seseorang tidak mampu lagi untuk mempertahankan pekerjaannya.
·         Ketahanan kardiovaskuler
Ketahanan kardiovaskuler merupakan suatu pengukuran kemampuan sistem kardiovaskuler dengan melakukan pekerjaan secara terus menerus sampai terjadi kelelahan.
Ø  Biomechanical Capacity (Kemampuan Biomekanik)
Biomekanika merupakan salah satu dari empat bidang penelitian informasi hasil ergonomi. Yaitu penelitian tentang kekuatan fisik manusia yang mencakup kekuatan atau daya fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktivitas kerja tersebut. Dalam biomekanik ini banyak disiplin ilmu yang mendasari dan berkaitan untuk dapat menopang perkembangan biomekanik.
Secara terminologi, Biomekanik terdiri atas 2 kata yaitu kata “Bio” = makhluk hidup dan kata “Mekanikal” = gerakan. Jadi Biomekanik adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada makhluk hidup, dimana dalam Biomekanik hanya mempelajari gerakan pada manusia. Dengan demikian, pengertian Biomekanik secara umum/luas adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada manusia, yang dipengaruhi oleh sistem anatomi, fisiologi, psikologis, mekanis dan sosiokultural. Sedangkan pengertian Biomekanik secara sempit adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada manusia. Adapun pengertian Biomekanik secara ilmiah adalah ilmu yang mempelajari cara menentukan gaya, perubahan dan beban mekanik pada otot, tulang dan sendi dari tubuh manusia.berkaitan dengan kemampuan dan daya tahan sendi dan persendian, tendon dan jalinan tulang.
Anatomi terapan FT, yang terdiri atas : sistem otot, sistem tulang dan sendi serta sistem saraf yang menyebabkan manusia dapat bergerak dan dapat melakukan AKS (aktivitas kegiatan sehari-hari), tetapi tidak terlepas dari pengaruh lingkungan manusia tersebut. Ada 5 pendekatan didalam mempelajari gerakan pada manusia, yaitu :
1.       Pendekatan Anatomi ;
Dimana menggambarkan (menjelaskan) tentang struktur tubuh dan bagian-bagiannya serta bagian-bagian tubuh yang potensial untuk menghasilkan gerakan.
2.       Pendekatan Fisiologis ;
Dimana mempelajari tentang proses terjadinya gerakan, kontinuitas gerakan dan kontrol gerakan.



3.       Pendekatan psikologis ;
Dimana mempelajari berbagai sensasi, persepsi dan motivasi yang menstimulasi terjadinya gerakan serta mekanisme neurologis yang mengontrolnya
4.       Pendekatan Mekanik ;
Dimana menjelaskan adanya gaya, waktu dan jarak yang berhubungan dengan gerakan tubuh manusia.
5.       Pendekatan sosio-kultural ;
Dimana menjelaskan tentang pengertian dari gerakan yang bervariasi didalam lingkungan yang berbeda-beda.

b.      Tuntutan Tugas (Task Demand)
Ø  Task and Material Characteristic
 (Karakteristik tugas dan Material); ditentukan oleh karakteristik peralatan dan mesin, tipe, kecepatan dan irama kerja.
Ø  Organization Characteristic;
berhubungan dengan jam kerja dan jam istirahat, shift kerja, cuti dan libur, manajemen.
·         Mutlak  disesuaikan dengan kapasitas kerja, beban kerja, jenis pekerjaan, dan    faktor lingkungan
·         Jam kerja yg pendek tidak adekwat
·         Jam kerja yg panjang tidak efisien, mempercepat kelelahan, menurunya ketelitian,berkurangnya kecepatan, meningkatnya angka kesakitan dan kecelakaan
·         Ahli fisilogi merekomendasi bahwa kerja optimal 8jam/hr atau 40 jam/mgg
·         Istirahat pendek dengan sedikit kudapan ditengah-tengah 4 jam pertama dan kedua menjamin output dipertahankan
·         Tujuan istirahat : mencegah terjadinya kelelahan, pemulihan/penyegaran dan memberi kesempatan waktu kontak sosial &spiritual

c.       Macam-macam istirahat
1.      Istirahat spontan : istirahat pendek setelah pembebanan
2.      Istirahat curian : beban kerja tidak sesuai dgn kemampuan kerja
3.      Istirahat karena prosedur kerja
4.      Istirahat yang ditetapkan atas dasar perundang-undangan yg berlaku

Jumlah hari kerja dalam seminggu
Di Indonesia ada 2 sistem hari kerja (5 hr dan 6 hr kerja)
Ø  Sistem 5 hari kerja :
Keuntungannya : mempunyai 2 hr libur untuk aktivitas sosial /rekreasi.
Kerugiannya : jam kerja /hr lebih panjang sehingga menjadi tdk efisien
Ø  Sistem 6 hari kerja :
Kerugian : waktu istirahat hanya 1 dari
Keuntungan : jam kerja perhari lebih pendek dan akan efesien

Shift malam
Menurut ILO : aktivitas kerja yg dilakukan malam hari melebihi waktu antara jam 23.00 dan jam 05.00
Ø  Kerja malam hari menurut ahli fisiologi tidak ergonomis
Ø  Demi efisiensi mesin dan SDM untuk meningkatkan produksi dalam mencapai profit yg tinggi.



Pekerja yg tidak diperkenankan shift malam
Ø  Mengalami inversi fluktuasi temperatur tubuh
Ø  Mempunyai kelainan/penyakit seperti : insomnia, epilepsi, diabetus mellitus, gastritis
Ø  Tidak bisa beradaptasi (38%), 62 % dapat beradaptasi : 1-3 hr (27%), 4-6 hr (12%), > 6 hr (23%).

Masalah yg timbul pd pekerja shift malam
Ø  Gangguan tidur.
Ø  Gangguan sistem pencernaan makanan
Ø  Gangguan kehidupan sosial
Ø  Gangguan mental, berupa keluhan 64 % pek malam dan 25 % pek. siang
Kerja lembur
Kurang produktif dan  tidak efisien, memberikan hasil yg kurang memuaskan
Untuk menghindari kerja lembur, hal-2 yg perlu diperhatikan :
Ø  Pengorganisasian kerja
Ø  Memperbaiki desain alat dan mesin
Ø  Pemberian insentif dan promosi
Ø  Pemberian motivasi & human relation

Syarat kerja lembur
Ø  Naker sehat menurut pemeriksaan dokter
Ø  Jumlah jam kerja tidak melebihi 50 jam /mgg termasuk jam lemburnya
Ø  Tidak terdapat bahan kimia/bahan lain yg berbahaya
Ø  Bukan pada pekerja tua
Ø  Makanan tambahan cukup
Ø  Kendaraan antar jemput


Ø  Environmental Characteristic;
berkaitan dengan teman setugas, kondisi lingkungan kerja fisik, norma, adat kebiasaan dan sosiobudaya.

d.      Performansi (Performance)
Ø  Bila rasio tuntutan tugas (Task Demand) > Kapasitas kerja (Work Capacity), maka hasil akhirnya berupa: ketidaknyamanan overstress, kelelahan, kecelakaan, cidera, rasa sakit dan tidak produktif.
Ø  Bila rasio tuntutan tugas (Task Demand) < Kapasitas kerja (Work Capacity), maka hasil akhirnya berupa: undertress, kebosanan, kejemuan, kelesuan, sakit dan tidak produktif.
Ø  Agar penampilan menjadi optimal maka perlu adanya keseimbangan dinamis (task demand = Work capacity) sehingga tercapai kondisi lingkungan yang sehat, aman, nyaman dan produktif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar