BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita sering mendengar pernyataan kekecewaan orang
terhadap prosedur yang panjang dalam proses pelayanan jasa/umum, mereka berkata
“ terlalu birokrasi.” Birokrasi memang di perlukan dengan adanya birokrasi maka
timbul ketertiban administrasi dan kehati-hatian di dalam mengambil keputusan
berdasarkan batasan yang terukur.
Menurut sebuah
esei dari Merton dalam Melcher (1994:77) birokrasi memberikan tekanan yang
konsisten terhadap pegawai untuk metodis, hati-hati dan disiplin. Untuk
tercapainya koordinasi, perilaku individu haruslah sangat dapat di andalkan dan
sesuai dengan pola tindakan yang telah di tetapkan. Mereka yang bekerja dalam
organisasi birokratis sering kali mengembangkan sentimen yang kuat yang telah
menghasilkan pengabdian pada tugas, dan rasa keterbatasan wewenang, dan
keharusan untk melakukan kegiatan-kegiatan rutin secara metodis. Efek dari
ciri-ciri ini adalah peralihan dan tujuan organisasi ketaatan pada detil-detil
dan aturan.
Walaupun
aturan-aturan itu pada mulanya di pandang sebagai alat untuk mencapai tujuan
namun menjadi berubah menjadi tujuan itu sendiri, bagaimana pun efeknya
terhadap sasaran-sasaran. Perilaku berubah arah ke formalism dan ritualism
dengan penekanan pada ketaatan ketat terhadap prosedur-prosedur formal. Jika
keadaan semula itu berubah, atau timbul keadaan-keadaan yang tak terduga,
pemegang jabatan tidak mampu menyesuaikan pandangannya dari pengabdian kepada
aturan-aturan kepenyesuaian pada keadaan-keadaan baru.
Banyak di
ketemukan manajer tidak bisa melakukan kreativitas di dalam melaksanakan
tugasnya, karena di batasi oleh birokrasi panjang dan kaku sehingga hal-hal
yang berkaitan dengan pencapaian tujuan menjadi persoalan kedua. Akibatnya,
muncul pola perilaku yang stabil dan dapat di ramalkan. Pola perilau itu di pertahan
sebagai suatu budaya yang harus di jalankan, baik sesuai atau tidak dengan
kondisi saat itu.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut bahasa prosedur
ialah tahapan-tahapan yang dilalui suatu pekerjaan, meliputi asal-muasal dan
arah tujuan, kapan harus diselesaikan, dan
alat yang digunakan.
Sedangkan kerja ialah sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai propesi, sengaja dilakukan
untuk mendapatkan penghasilan.
Jadi, Prosedur
kerja adalah suatu
pernyataan tertulis yang menjadi ketetapan untuk mengatur suatu pekerjaan yang
berhubungan antara individu dengan individu atau bagian dengan bagian lainya
sehingga terjadi sinegri (tidak bersinggungan) di dalam melaksanakan tugas
masing-masing untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.”
Jadi jelas, suatu
pekerjaan yang dikerjakan tanpa prosedur akan terjadi kesalahpahaman, bahkan
ketidak jelasan tugas, yang pada akhirmenjadi bias. Salah satu contoh mengenai
prosedur ini adalah:
Cara peminjaman kendaraan
dinas. Jika seseorang mau menggunakan kendaraan dinas, maka diperlukan suatu
aturan. Pertama, ajukan dulu ke chief
security. Kedua, chief security memerintahkan
driver. Ketiga, berdasarkan surat perintah, driver mengantar kebutuhan peminta.
Ini lah yang disebut prosedur
B. Sistem dan Subsistem
Yang dimaksud dengan sistem yaitu suatu
rangkaian prosedur yang telah merupakan suatu kebulatan untuk melaksanakan
suatu fungsi. Misalnya system kearsipan. Ini meliputi berbagai prosedur dan
metode dalam mengklasifikasikan surat-surat, memberi kode tertentu,
menyimpannya dalam tempat berkas, memeliharanya secara tepat, terus sampai
terakhir mengenai cara penyingkiran dan pemusnahan surat yang sudah tidak
diperlukan lagi.
Dari pengertian tersebut
menurut Ibnu Syamsi ( 1994:8) yang merupak subsistem
adalah prosedurnya. Antara prosedur yang satu dangan yang lain dalam satu
sistem itu saling berkaitan. Adapun sasaran atau tujuan dari sistem kearsipan
adalah warkat yang telah di simpan secara sistemastis akan memudahkan dan
mempercepat penemuan kembali bila sewaktu-waktu di butuhkan lagi.
Sedangkan metode ini merupakan komponen dari
prosedur. Semuanya merupakan proses yang berkaitan satu dengan yang lainnya
menuju kearah sasaran, maksud atau tujuan tertentu. Prosedur itu merupakan
komponen dari suatu sistem.
C. Instruksi Kerja
Instruksi kerja ini ada yang menyebutnya prosedur
kerja, standard operating procedur/SOP,
petunjuk teknis dan lain sebagainya. Diakui bahwa batasan instruksi kerja
dengan prosedur sangat tipis, sehingga seringkali dipertukarkan maknanya atau
seringkali pula dimaknai sama. Yang jelas, kedua-duanya adalah suatu system
yang bertujuan untuk menjelaskan suatu tahapan yang harus dilalui.
Kalau prosedur definisinya telah dijelaskan di atas, sedangkan
instruksi kerja penulis mendefinisikannya sebagai berikut ;
“ instruksi kerja adalah detail utuk 1 (satu) pekerjaan
yang dilakukan bersadarkan urutan yang dibuat secara tertulis dan menjadi
ketetapan yang harus dilaksanakan “.
Prinsip-prinsip (latihan)
Instruksi kerja yang telah
disahkan oleh manajemen, wajib dilakukan pelatihan dengan maksud :
- Menyamakan persepsi
- Mengetahui istilah dan maksud dari tulisan
- Mengetahui posisi instrumen dan alat kendali yang dipraktekkan
- Menjadi mahir, jelas dan tidak ada keraguan
- Melakukan evaluasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar