Minggu, 04 Desember 2011

PADM


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
   Kita sering mendengar pernyataan kekecewaan orang terhadap prosedur yang panjang dalam proses pelayanan jasa/umum, mereka berkata “ terlalu birokrasi.” Birokrasi memang di perlukan dengan adanya birokrasi maka timbul ketertiban administrasi dan kehati-hatian di dalam mengambil keputusan berdasarkan batasan yang terukur.
Menurut sebuah esei dari Merton dalam Melcher (1994:77) birokrasi memberikan tekanan yang konsisten terhadap pegawai untuk metodis, hati-hati dan disiplin. Untuk tercapainya koordinasi, perilaku individu haruslah sangat dapat di andalkan dan sesuai dengan pola tindakan yang telah di tetapkan. Mereka yang bekerja dalam organisasi birokratis sering kali mengembangkan sentimen yang kuat yang telah menghasilkan pengabdian pada tugas, dan rasa keterbatasan wewenang, dan keharusan untk melakukan kegiatan-kegiatan rutin secara metodis. Efek dari ciri-ciri ini adalah peralihan dan tujuan organisasi ketaatan pada detil-detil dan aturan.
Walaupun aturan-aturan itu pada mulanya di pandang sebagai alat untuk mencapai tujuan namun menjadi berubah menjadi tujuan itu sendiri, bagaimana pun efeknya terhadap sasaran-sasaran. Perilaku berubah arah ke formalism dan ritualism dengan penekanan pada ketaatan ketat terhadap prosedur-prosedur formal. Jika keadaan semula itu berubah, atau timbul keadaan-keadaan yang tak terduga, pemegang jabatan tidak mampu menyesuaikan pandangannya dari pengabdian kepada aturan-aturan kepenyesuaian pada keadaan-keadaan baru.
Banyak di ketemukan manajer tidak bisa melakukan kreativitas di dalam melaksanakan tugasnya, karena di batasi oleh birokrasi panjang dan kaku sehingga hal-hal yang berkaitan dengan pencapaian tujuan menjadi persoalan kedua. Akibatnya, muncul pola perilaku yang stabil dan dapat di ramalkan. Pola perilau itu di pertahan sebagai suatu budaya yang harus di jalankan, baik sesuai atau tidak dengan kondisi saat itu.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Menurut bahasa prosedur ialah tahapan-tahapan yang dilalui suatu pekerjaan, meliputi asal-muasal dan arah tujuan, kapan harus diselesaikan, dan
alat yang digunakan. Sedangkan kerja ialah sesuatu yang dikeluarkan oleh  seseorang sebagai propesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan.
Jadi, Prosedur kerja adalah suatu pernyataan tertulis yang menjadi ketetapan untuk mengatur suatu pekerjaan yang berhubungan antara individu dengan individu atau bagian dengan bagian lainya sehingga terjadi sinegri (tidak bersinggungan) di dalam melaksanakan tugas masing-masing untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.”
Jadi jelas, suatu pekerjaan yang dikerjakan tanpa prosedur akan terjadi kesalahpahaman, bahkan ketidak jelasan tugas, yang pada akhirmenjadi bias. Salah satu contoh mengenai prosedur ini adalah:
Cara peminjaman kendaraan dinas. Jika seseorang mau menggunakan kendaraan dinas, maka diperlukan suatu aturan. Pertama, ajukan dulu ke chief security. Kedua, chief security memerintahkan driver. Ketiga, berdasarkan surat perintah, driver mengantar kebutuhan peminta. Ini lah yang disebut prosedur

B.     Sistem dan Subsistem
     Yang dimaksud dengan sistem yaitu suatu rangkaian prosedur yang telah merupakan suatu kebulatan untuk melaksanakan suatu fungsi. Misalnya system kearsipan. Ini meliputi berbagai prosedur dan metode dalam mengklasifikasikan surat-surat, memberi kode tertentu, menyimpannya dalam tempat berkas, memeliharanya secara tepat, terus sampai terakhir mengenai cara penyingkiran dan pemusnahan surat yang sudah tidak diperlukan lagi.
Dari pengertian tersebut menurut Ibnu Syamsi ( 1994:8) yang merupak subsistem adalah prosedurnya. Antara prosedur yang satu dangan yang lain dalam satu sistem itu saling berkaitan. Adapun sasaran atau tujuan dari sistem kearsipan adalah warkat yang telah di simpan secara sistemastis akan memudahkan dan mempercepat penemuan kembali bila sewaktu-waktu di butuhkan lagi.
Sedangkan metode ini merupakan komponen dari prosedur. Semuanya merupakan proses yang berkaitan satu dengan yang lainnya menuju kearah sasaran, maksud atau tujuan tertentu. Prosedur itu merupakan komponen dari suatu sistem.
C. Instruksi Kerja
            Instruksi kerja ini ada yang menyebutnya prosedur kerja, standard operating procedur/SOP, petunjuk teknis dan lain sebagainya. Diakui bahwa batasan instruksi kerja dengan prosedur sangat tipis, sehingga seringkali dipertukarkan maknanya atau seringkali pula dimaknai sama. Yang jelas, kedua-duanya adalah suatu system yang bertujuan untuk menjelaskan suatu tahapan yang harus dilalui.
            Kalau prosedur definisinya telah dijelaskan di atas, sedangkan instruksi kerja penulis mendefinisikannya sebagai berikut ;
            “ instruksi kerja adalah detail utuk 1 (satu) pekerjaan yang dilakukan bersadarkan urutan yang dibuat secara tertulis dan menjadi ketetapan yang harus dilaksanakan “.

Prinsip-prinsip (latihan)
Instruksi kerja yang telah disahkan oleh manajemen, wajib dilakukan pelatihan dengan maksud :
  1. Menyamakan persepsi
  2. Mengetahui istilah dan maksud dari tulisan
  3. Mengetahui posisi instrumen dan alat kendali yang dipraktekkan
  4. Menjadi mahir, jelas dan tidak ada keraguan
  5. Melakukan evaluasi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar